Welcome to Helmiyati's Blog

A HEALTHY MAN HAS A HUNDRED WISHES, A SICK MAN HAS ONLY ONE.
(Oang Yang Sehat mempunyai Seratus keinginan, Orang Yang Sakit Hanya Mempunyai Satu keinginan)

Tentang Helmiyati

Foto saya
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Helmiyati adalah seorang mahasiswi AKBID 'SARI MULIA' Banjarmasin '08.

Jumat, 30 Oktober 2009

PRILAKU KESEHATAN SETELAH PROMOSI KESEHATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Promosi (Pendidikan) dan perilaku merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Promosi (Pendidikan) adalah suatu bentuk intervensi terhadap perilaku sedangkan perilaku merupakan determinan kesehatan.

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia ) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja perubahan yang terjadi setelah adanya promosi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

3. Untuk memantau seberapa besar dampak promosi kesehatan terhadap perubahan perilaku masyarakat,khususnya ibu hamil.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku?

2. Bagaimana konsep perilaku dan perubahan perilaku?

3. Bagaimana perilaku sehat dan sakit?

4. Bgaimana proses perubahan perilaku tersebut?

5. Bentuk-bentuk perubahan perilaku?

6. Strategi perubahan perilaku?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia ) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ). Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini,maka peilaku dapat dibedakan menjadi dua:

1. Perilaku tertutup ( covert behavior )

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup ( covert ),misalnya : seorang ibu hamil tahu akan pentingnya periksa kehamilan,seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks,dan sebagainya.

2. Perilaku terbuka ( overt behavior )

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka,misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau anaknya ke puskesmas untuk disuntik imunisasi.

B. Konsep Perilaku

Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan evaluasi.Menurut Notoatmojo (1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat terlihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Azwar (1995) menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan social (Atkinson dkk, 1993). Menurut Harvey dan Smith ( 1997 ) sikap, keyakinan dan tindakan dapat diukur. Sikap tidak dapat diamati secara langsung,tetapi sikap dapat diketahui dengan cara menanyakan terhadap yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan pertanyaan berbentuk skala. Tindakan dipengaruhi oleh tiga factor yaitu predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan kepercayaan ( cit.Notoatmojo 1993 ). Menurut Sarwono ( 1993 ) perilaku manusia merupakan pengumpulan dari pengetahuan,sikap dan tindakan,sedangkan sikap merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar dan dari dalam dirinya.

Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo 1993). Individu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami factor-faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak didalam individu sendiri yang disebut faktor-faktor intern dan sebagian terletak diluar yang disebut factor-faktor ekstern,yaitu factor lingkungan.

Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993).

C. Perilaku Sehat dan Perilaku Sakit

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :.

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health mamtanance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga asfek yaitu:

a. Perilaku npencegahan penyakit, dan penyrmbuhan penyakti bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan,apabila seseorang dalam keadaan sehat.perlu dijelaskan disini,bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relative, maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi ( makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang,tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,bahkan dapat mendatangkan penyakti. Hal ini sangat tergantung pada orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan,atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakti dan kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment) sampai mencapai pengobatan keluar negeri.

a. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun social budaya,dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri,keluarga dan masyarakatnya.

b. Perilaku hidup sehat

Adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain :

1) Makan dengan menu seimbang ( aqpropriate diet ). Menu seimbang disini dalam arti kualitas ( mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh),dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang,tetapi juga tidak lebih).

2) Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan),dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakanuntuk olahraga dengan sendirinya. Kedua asfek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.

3) Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit,ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok.bahkan dari hasil penelitian,sekitar 15% remaja kita telah merokok.inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.

4) Tidak minu-minuman keras dan narkoba.kebiasaan minuman keras dan narkoba juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minuman keras ini.

5) Istirahat cukup. Dengan meningktanya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern,mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan,sehingga kurang waktu istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

6) Mengendalikan stress. Stress akan terjadi pada siapa saja dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras. Kecendrungan stress akan meningkat pada setiap orang. Stress tidak dapat kita hindari,maka yang penting agar stress tidak menyebabakan gangguan kesehatan kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan,misalnya : tidak berganti-ganti pasangan seks.

3. Perilaku sakit ( illness behavior )

Perilaku sakit ini mencakup respons terhadap sakit dan penyakit,persepsinya terhadap sakit,pengetahuan tentang : penyebab dan gejala penyakit,pengobatan penyakit,dan sebagainya.

4. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

Dari segi sosiologi,orang sakit (pasien) mempunyai peran,yang mencakup hak0hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obiigation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya),yang selanjutnya disebut perilaku peran orang (the sick role).perilaku ini meliputi :

1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan,memperoleh pelayanan kesehatan,dsb) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyaktinya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan,tidak menularkan penyakit kepada orang lain,dan sebagainya.

D. Proses perubahan perilaku

1. Teori S-O-R

•Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus--àOrganisme--àRespons.
• Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus).
• Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process).
•Materi pembelajaran adalah stimulus.

Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:
a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak
b. Apabila diterima (adanya perhatian) à mengerti (memahami) stimulus.
c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
. Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude))
. Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)

2. Teori “Dissonance” : Festinger
§ Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).
§ Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
§ Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:

Pentingnya Stim xJml kog dis
Dissonance:---------------------------------------------------
Pentingnya Stim x Jml kog con
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang.
Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).

3. Teori fungsi: Katz
• Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
• Prinsip teori fungsi:
a) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
b) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas)
c) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial)
d) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang)

4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
• Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces).
• Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
• Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.


E. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU

1. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah
2. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan
3. Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

F. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU

• Inforcement:
1. Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau perundangan.
2. Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)
• Education:
1.
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
2. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

Kasus:
Sebuah keluarga miskin tinggal di desa di daerah Jawa Tengah. Sudah sejak kemarin anaknya yang ketiga berumur 1 tahun sakit. Gejalanya adalah: panas, tidak mau makan, napasnya cepat, dan sesak napas.

Pertanyaan:
1. Kemungkinan tindakan (perilaku) apa saja yang akan diambil oleh orang tua bayi tersebut, dan apa alasan setiap kemungkinan tindakan tersebut?
2. Apabila keluarga tersebut membawa anaknya ke Rumah Sakit, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan (tindakan) tersebut?


G. HEALTH SEEKING BEHAVIOR

• Adalah perilaku orang untuk mencari penyembuhan pada waktu ia sakit atau mengalami nasalah kesehatan.
• Reaksi orang pada waktu sakit:
1. Tidak berbuat apa-apa
2. Diobati sendiri (tradisonal atau modern)
3. Mencari pengobatan: Ke pengobat tradisional, Ke fasilitas kesehatan modern (mantri, dokter praktek swasta, Puskesmas, Rumah Sakit)


H. CARA-CARA PERUBAHAN PERILAKU

Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
Ini bisa dengan :
a. Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman huluman kalau tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya : instruksi atau peraturan tidak membuang sampah disembaerang tempat, dan ancaman hukuman atau denda jikatidak mentaatl.
b. menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita kalau tidak mengerjakan apa yang dianiurkan Misal: menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa anaknya bisa mati kalau tidak diberi oralit waktu mencret
2. Dengan memberi imbalan.
lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa juga imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.
Contoh:
- kalau ibu-ibu mau menjadi akseptor KB akan diberi hadiah berupa Tabanas (ini imbalan materi)
- kaiau ibu-ibu menjadi akseptor K B lestari akan diberi kesempatan menghadap Presiden di Istana Negara( ini imbalan non materl).
- kalau ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi, maka anaknya akan sehat, (ini juga imbalan non materi)
Dalam hal ini orang berbuat sesuatu karena terdorong atau tertarik oleh imbalan tersebut, bukan karena kesadran atau keyakinan akan manfatnya
3. Dengan membina hubungan baik.
Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dengan masyarakat. biasanya orang tersebut atau masyarakat akan mengikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hubungan baiknya dengan kita. Misal: Pak Lurah membuat jamban karena tidak ingin mengecewakan petugas kesehatan yeng sudah dikenalnya dengan baik Jadi bukan karena kesadarannya
akan pentingnya jamban tersebut.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru Karena itu usahakanlah agar Puskesmas dengan lingkungannya bersih, para petugas nampak bersih, rapi dan ramah. Selain itu, para petugas juga berperilaku sehat. misalnya tidak merokok, tidak meludah disembarang tempat, tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya. Dibeberapa tempat disediakan tempat sampah agar orang juga tidak membuang sampah sembarangan. Dengan contoh seperti ini biasanya orangakan ikut berbuat yang serupa yaitu berperilaku sehat
5. Dengan memberikan kemudahan.
Misalnya kita ingin agar masyarakat memanfaatkan Puskesmas, maka Puskesmas didekatkan kepada masyarakat, pembayarannya dibuat sedemikian hingga masyarakat. mampu membayar pelayanannya yang baik dan ramah, tidak usah menunggu lama. dan sebagainya. Semua ini merupakan kemudahan bagi masyarakat, maka diharapkan masyarakat akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas. ltulah sebabnya mengapa Puskesmas berlokasi dekat dengan masyarakat, ditambah pula dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
Dalam hal ini individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi
pengertian yang benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya melalui film, slide, photo, gambar, atau ceritera, bagaimana bahayanya perilaku yang lidak sehat , dan apa untungnya kalau berperilaku sehat. Hal ini diharapkan akan bisa membangkitkan keinginan mereka untuk berperilaku hidup sehat Selanjutnya berkali-kali
disampaikan ataupun ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang yang berperilaku sehat tersebut dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan pula keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk berperilaku sehat.
Cara ini memang memakan waktu lama untuk bisa dilihat hasilnya, tetapi sekali berhasil. maka ia akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan cara cara lainnya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perubahan yang terjadi setelah adanya promosi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan adalah masyarakat mulai mengerti akan penting nya kesehatan. Contohnya masyarakat sudah memanfaatkan puskesmas sebagai sarana untuk memantau kesehatan mulai dari mencegah, mengobati dan menanggulangi penyakit.

Perilaku kesehatan meliputi 3 aspek yaitu, perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan dan perilaku gizii.

Dampak promosi kesehatan terhadap perubahan perilaku masyarakat,khususnya ibu hamil yaitu ibu hamil mulai mau memeriksakan kehamilan nya secara rutin ke tenaga kesehatan atau puskesmas dan mengerti akan pentingnya pemeriksaan tersebut untuk ibu sendiri dan bayinya.

Referensi

1. 2004 Digitized by USU digital library : PENGARUH PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JULIANDI HARAHAP LITA SRI ANDAYANI Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

2. Materi Kuliah Anthropologi Kesehatan : CARA PENDEKATAN SOSBUD, Syamsuddin Alan, SH., M.Kes. Jurusan Kebidanan Poltekkes Banjarmasin

3. Gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Arifin, S.Kep, 2007, STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.

4. Buku Paket Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Bagi Pekarya Kesehatan, Pusdiknakes, Depkes RI, Jakarta, 1986
Get Flash to see this player.

Jumat, 23 Oktober 2009

PROMOSI KESEHATAN PADA IBU HAMIL

PROMOSI KESEHATAN PADA IBU HAMIL

Di susun oleh :

Ayu Adefia Puspitasari (S.08.340)

Helmiyati (S.08.351)

Ni Made Diah Utari Ningsih (S.08.362)

Risda Amalia (S.08.373)

Tutut Wijayanti (S.08.384)

AKADEMI KEBIDANAN SARIMULIA

BANJARMASIN

2009

PROMOSI KESEHATAN PADA IBU HAMIL

Promosi kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan

informasi dari bidan bisa setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang. Serta siap menghadapi persalinan.

Hal-hal yang perlu dipromosikan pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

A. KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL

Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk mempromosikan tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.

Jenis-jenis makanan:

a. Makanan pokok :karbohidrat sebagai sumber energi

b. Makanan pembangun :protein untuk tumbang janin

c. Makanan pelengkap :vitamin dan mineral

d. Makanan penunjang :lemak

Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil adalah :

  • *Protein : dari 6 gr/hari menjadi 10 gr/hari
  • *Energi / kalori : yang dapat diperolieh dari karbohidrat dan lemak
  • *Vitamin : sebagai pengatur dan pelindung

Penambahan tersebut diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin, persiapan persalinan dan untuk melakukan aktivitas. Penambahan ini pada trimester pertama belum diperlukan, tetapi pada trimester dua dan tiga dibutuhkan penambahan nutrisi karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin yang cepat.

3 Jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi ibu hamil :

· *Zat besi : Untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi BBLR, perdarahan,dll

· *Kalsium : Untuk pertumbuhan tulang

· *Yodium : Untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada ibu, perkembangan lambat sehingga akan terjadi retardasi mental, cebol.

Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil :

· Tahap I (2 minggu setelah konsumsi)

Gizi yang diperlukan seperti biasa harus terpenuhi, tapi belum membutuhkan penambahan

· Tahap II (minggu ke 2 - minggu ke 8)

Sudah dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah terbentuk jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh janin

· Tahap III (minggu ke 8 – lahir)

Untuk persiapan persalinan, laktasi dan kesempurnaan janin

B. ISTIRAHAT

Istirahat bagi ibu hamil untuk meringankan urat syaraf atau mengurangi aktivitas otot.

Kegunaan istirahat adalah :

· *Untuk melepaskan lelah

· *Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kegiatan baru

· *Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan

Wanita hamil butuh istirahat yang cukup, wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang karena udara panas mudah membuat merasa lebih baikan bila cukup banyak istirahat.

Releksasi tubuh yang sempurna mengatasi ketegangan fisik dan psikis selama hamil terutama pada saat melahirkan. Releksasi sangat berguna juga bagi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.

Agar ibu hamil dapat melakukan istirahat yang benar, maka ia perlu mengetahui bagaimana cara penyegaran tubuh dan sehat yaitu : pertama angkat tangan, kemudian turunkan, sekali lagi angkat kemudian tarik nafas dan hembuskan, lakukan dengan santai.

Cara tidur yang nyaman

Pertama-tama ibu hamil duduk perlahan, topanglah tubuh dengan tangan kanan. Kemudian sedikit miringkan badan ke kanan, tangan kiri menyilang ikut menopang tubuh ibu perlahan-lahan, kemudian ibu hamil bisa tidur dengan telentang.

Begitu juga saat bangun, terlebuh dahulu miringkan tubuh ke kanan, topanglah tubuh dengan tangan kanan. Bangunlah perlahan-lahan dan kemydian ibu hamil bisa duduk kembali. Kalau perut ibu semakin besar akan sulit untuk tidur dengan posisi telentang maupun sebaliknya. Untuk itu ibu merasa tidur dengan posisi miring ke kiri.

C. KEBUTUHAN PAKAIAN

Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

· Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak

· Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tapi yang dapat bergerak bebas

· Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa panas dan keluarnya keringat sehingga tidak bebas bergerak

· Menarik : enak dipandang mata

· Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat. Disini ditekankan pada bahan dasarnya.

D. IMUNISASI

Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.

Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian )

Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :

· TT 1 selama kunjungan antenatal I

· TT 2 → 4 minggu setelah TT 1

· TT 3 → 6 minggu setelah TT 2

· TT 4 → 1 tahun setelah TT 3

· TT 5 → 1 tahun setelah TT 4

Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.

E. SENAM HAMIL

Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalina, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.

Tujuan senam hamil adalah :

* Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah,Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis,Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan,Cara memperoleh kontraksi dan relokasi yang sempurna,Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan,Dapat mengatur diri pada ketenangan

Manfaat senam hamil secara teratur :

· Memperbaiki sirkulasi darah

· Mengurangi pembengkakan

· Memperbaiki keseimbangan otot

· Mengurangi kram / kejang pada kaki

· Menguatkan otot-otot perut

· Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan

Syarat-syarat mengikuti senam hamil :

v Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan

v Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu

v Lakukan latihan secara teratur dan disiplin

Gerakan senam hamil ada 3 tahap :

§ Kunjungan I ada 4 tahap

§ Kunjungan II ada 7 tahap

§ Kunjungan III gabungan kedua tahap tersebut

Gerakan senam hamil pada kunjungan pertama :

1. Senam untuk kaki

Ø Dududk di kursi dengan kaki dirapatkan dan telapak kaki ditaruh di lantai

Ø Mengangkat jari-jari kaki secara perlahan lalu diturunkan, berguna untuk memperkuat otot panggul dan punggung sehingga dapat menopang tubuh ibu yang semakin besar

2. Duduk di kursi, silangkan kaki kanan diatas kaki kiri

Ø Gerakkan ujung kaki perlahan-lahan ke atas dan turunkan, berguna untuk otot pinggang dan panggul

3. Senam duduk bersila

Ø Duduk bersila

Ø Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut

Ø Tekan lutut ke bawah perlahan-lahan, berguna untuk mengurangi kram kaki karena duduk terlalu lama

4. Cara tidur yang nyaman

Ø Berbaring miring ke kiri dengan kaki ditekuk

Gerakan senam hamil pada kunjungan ke dua :

1. Senam posisi telentang

Ø Tidurlah telentang dan tekuk lutut sedikit, jangan terlalu lebar dan arahkan telapak tangan kebawah dan berada di samping badan

Ø Angkat pinggang secara perlahan-lahan

2. Senam posisi merangkak

Ø Badan dalam posisi merangkak

Ø Sambil menarik nafas angkat punggung ke atas dengan wajah menghadap ke bawah, membentuk lingkaran sambil perlahan-lahan mengangkat wajah, hembuslah nafas. Turunkan punggung kembali perlahan

3. Senam untuk lutut

Ø Tidur telentang tekuk kaki kanan, lutut kanan digerakkan perlahan ke kanan, bergantian

4. Senam dengan kedua lutut

Ø Senam telentang dengan kedua lutut ditekuk, kedua lutut digerakkan kekiri dan kanan

5. Gerakan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan

Ø Tidur dengan posisi kaki ditekuk, urut perut dengan kedua tangan dari bawah perut ke payudara

6. Cara mengejan

Ø Posisi setengah duduk dan kaki direnggangkan

Ø Perlahan-lahan tarik nafas sebanyak 3x pada hitungan ke empat tarik nafas dan tahan mengejan kearah pantat dan hembuskan

7. Cara pernapasan saat melahirkan

Ø Dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi

Ø Letakkan kedua tangan di atas dada

Ø Buka mulut lebar-lebar bernapas pendek sambil mengatakan hah..hah

F. KUNJUNGAN PMERIKSAAN KEHAMILAN

Setiap wanita hamil menghadapi reaksi komplikasi yang bisa engancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :

  • 1x kunjungan selama Trimester I (sebelum 14 mg)
  • 1x knujungan selama Trimester II (antara mg 14-28)
  • 2x kunjungan selama Trimester III (antara mg 28-36 dan sesuda mg 36)

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasai yang sangat penting. Tabel di bawah ini memberikan garis-garis besarnya :

Kunjugan

Waktu

Informasi Penting

TM I

Sebelum mg ke-14

Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil

Mendeteksi masalah dan menanganinya

Melakukan tindakan pencegahan spt tetanus neonaturum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan

Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi

Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan dan sebagainya)

TM II

Sebelum mg ke-28

Sama seperti di atas ditambah kewaspadaan khusus mangenai preeklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema periksa untuk mengetahui proteinuria)

TM III

Antara mg ke 28-36

Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda

TM III

Setelah mg ke-36

Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di Rumah Sakit

Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir.

G. TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN MUDA

1. Perdarahan Pervaginam

A. Abortus

→ Kegagalan kehamilan sebelum usia kehamialan 22 ninggu

Jenis abortus :

1. Abortus spontan

*Abortus imminens

Tanda / gejala : perdarahan sedikit, nyeri abdomen

Penanganan : tirah baring, jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan, hubungan sex dihentikan sementara, jika perdarahan berhenti lakukan ANC, jika perdarahan berlangsung nilai kondisi janin / USG

*Abortus insipiens

Tanda / gejala : perdarahan banyak, nyeri karena kontraksi uterus kuat, ada pembukaan, besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan.

Penanganan : kuretase

*Abortus incomplete

Tanda / gejala : perdarahan banyak, ada pembukaan, ada teraba sisa jaringan, uterus berkontraksi

Penanganan : kuretase

*Abortus complete

Tanda / gejala : uterus lebih kecil dari usia kehamilan, perdarahan sedikit tapi nyeri perut bagian bawah, telah terjadi pengeluaran hasil konsepsi, perdarahan akan berhenti 10 hari bila berlanjut menjadi endometritis

Penanganan : tidak perlu evaluasi lagi, observasi untuk melihat adanya perdarahan, pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu.

2. Abortus provokatus

*Abortus medisinalis : melihat adanya komplikasi pada ibu

*Abortus kriminalis : disengaja dengan alat dan obat

3. Abortus septik : adanya komplikasi pada ibu

4. Missed abortion

Apabila janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih.

Tanda : rahim semakin mengecil, buah dada mengecil kembali, amenorrhoe berlangsung terus

Penanganan : di Rumah Sakit

B. Kehamilan Mola

Patologi : sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih

Tanda dan gejala :

· Perdarahan sedang banyak

· Serviks terbuka

· Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan

· Hyperemesis lebih lama

· Kram perut bagian bawah

· Tidak ada tanda-tanda adanya janin

· Keluar jaringan seperti anggur

Penanganan :Segera dikeluarkan karena bernahaya.

C. Kehamilan Ektopik

→ kehamilan dimana se telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri

Gejala : amenorhoe, nyeri perut, perdarahan pervaginam sedikit, syok karena hypovolemia, nyeru palpasi dan nyeri pada toucher, tumor dalam rongga panggul, gangguan kencing, Hb menurun.

2. Hyperemesis Gravidarum

→mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil

a. Ringan

Tanda / gejala :

· Mual muntah terus menerus

· Penderita lemah, tidak mau makan, BB menurun, tekanan darak menurun

· Nadi cepat ≥100x/menit

· Nafas agak cepat

· Nyeri epigastrium, bibir dan lidah kering

· Turgor kulit menurun

Penanganan : rawat jalan dengan diet sering ngemil, minum vitamin B6, tinggi karbohidrat rendah lemak.

b. Sedang

Tanda / gejala :

· Mual muntah yang hebat

· Lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek

· Lidah kering dan kotor, nafas bau aseton

· Nadi kecil dan cepat, suhu naik, tekanan darah & BB menurun

· Dehidrasi, ikterus ringan, mata cekunh.

c. Berat

Tanda / gejala :

· KU jelek

· Kesadaran menurun

· Nadi kecil, halus dan cepat

· Dehidrasi berat, ikterus

· Suhu badan meningkat, TD & BB turun

3. Nyeri Perut Bagian Bawah

→ Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang

Diagnosis nyeri perut bagian bawah :

a. Kista ovarium

Gejala dan tanda : nyeri perut, tumor adreksa pada PD, rasa tumor di perut bawah, perdarahan vaginal ringan

b. Apendisitis : radang umbai cacing usus buntu

Gejala : nyeri perut bawah, demam, nyeri lepas

c. Sintitis : disuria, sering berkemih, nyeri perut

d. Pielonefritis : infeksi akut saluran kemih dengan gejala disuria, demam tinggi, sering berkemih, nyeri perut

e. Peritronitis : radang selaput perut dalam rongga panggul, dengan gejala demam, nyeri perut bawah, bising usus negatif

f. Kehamilan ektopik : tandanya nyeri perut, ada perdarahan sedikit, serviks tertutup, uterus sedikit besar dan lunak

H. TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN PADA KEHAMILAN LANJUT

1. Perdarahan Pervaginam

Disebut juga PerdarahanAntepartum, yaitu perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu (TM III), biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari perdarahan kehamilan sebelum 20 minggu.

Pada TM III perdarahan disebabkan oleh :

a. Placenta Previa

→Placenta yang implantasi disekitar segmen-segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian / seluruh pembukaan jalan lahir.

Penyebabnya :

keadaan endometrium kurang baik, terdapat pada MP, Myoma Uteri, Curretase berulang-ulang

Pembagian Plasenta Previa :

totalis (seluruhnya), marginalis (pinggir), parsialis (sebagian)

Gejala dan tanda :

· Perdarahan tanpa nyeri

· Paerdarahan berulang-ulang

· Kepala anak Sangay tinggi

· Sering terjadi kelainan letal

· Pada PD terasa jaringan

· Darah berwarna merah sejajar dengan bekuan (terjadi pembukaan pembuluh darah)

· Dapat terjadi estela miksi dan defekasi, aktifitas fisisk kontraksi, brakston hicks, koitus.

Penanganan :

Bidan yang menghadapi plasenta previa dapat mengambil sikap dengan melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas cukup

b. Solusio Placenta

→ Terlepasnya placenta sebelum waktunya dengan implantasi pada kehamilan TM III

Etiologi :

Hypertensi, tali pusat pendek, trauma, tekanan rahim membesar pada vena cava inferior, hydramnion gemelli, MP, usia lanjut. Defisiensi asam folik.

Tanda-tanda :

· Perdarahan disertai nyeri

· Perdarahan segar disusul dengan partus

· Warna darah merah kehitaman

· Palpasi sukar karena rahim keras

· Fundus uteri makin lama makin naik

· Bunyi jantung biasanya tidak ada

· Pada PD teraba ketuban yang tegang terus menerus.

2. Sakit Kepala yang hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak pada Wajah & Tangan

· Hypertensi

Tanda :

· Tekanan Darah 140/90 mmHg

· Sistolik meningkat 30 mmHg dan Diastolik meningkat 15 mmHg

· Preeklamsia

→ Penyakit kehamilan yang disebabkan oleh kehamilan itu sendiri

Klasifikasi :

a. Preeklamsia ringan

Tanda : TD 140/90 mmHg, oedema kaki, jari tangan & muka/kenaikan BB1 Kg atau lebih perminggu, protein urin +1 atau +2 pada urin kateter

b. Preeklamsia berat

Tanda : TD 160/110 mmHg atau lebih, protein urin 5 gr atau lebih perliter, oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam

Keluhan subjektif :

Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, oedema paru dan sianosis, gangguan kesadaran

Pencegahan :

· Pemeriksaan antenatal yang teratur

· Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsi kalau ada faktor-faktor predisporsi

· Berikan penerangan tentang menfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta pentingnya mengatur diet rendah garam.

· Eklamsia

→ Kelanjutan preeklamsia berat menjadi eklamsi dengan tambahan gejala kejang-kejang / koma.

Kejang-kejang pada eklamsi terdiri dari tingakat :

a. Stadium invasi awal

· Berlangsung 30 – 35 detik

· Tangan dan kelopak mata bergetar

· Mata terbuka dengan pandangan kosong

· Kepala diputar ke kiri/ke kanan

b. Stadium kejang kronik

· Seluruh otot badan menjadi kaku,wajah kaku

· Tangan menggenggam dan kaki membengkak kedalam

· Pernafasan terhenti

· Muka mulai kelihatan sianosis

· Lidah dapat tergigit

· Mata melotot

· Muka kelihatan kongesti dan sianosis

· Stadium ini berlangsung kirr – kira 20 – 30 detik

c. Stadium kejang kronik

· Semua otot bekerja berulang – ulang dalam waktu cepat

· Mulut terbuka dan menutup

· Keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit

· Mata melotot

· Muka kelihatan kongesti dan sianosis

· Berlangsung selama 1 – 2 menit

d. Stadium koma

· Lamanya ketidaksadaran (koma) itu berlangsung selama beberapa menit sampai berjam – jam

· Selama serangan TD meningkat

· Nadi cepat

· Suhu naik sampai 40 derajat celcius

Penanganan : menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah di uresis.

3. Keluarnya Cairan Pervaginam

a. KPD

→ Pecahnya ketuban sebelum inpartu bila pembukaan pada PP <>

Etiologi :

Belum jelas sehingga preventif tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu menganjurkan ibu menjaga kebersihannya terutama bagi perineum

Patogenesis :

· Selaput ketuban terlalu tipis

· Infeksi

· Faktor predisporsi : MP, malposisi, disproporsi (ketidakseimbangan antara panggul dengan janin), servix incompeten

· KPD artifisial

Gejala dan tanda :

· Keluarnya cairan ketuban

· Ketuban pecah tiba-tiba

· Cairan tampak di introitus

· Tidak ada His dalam 1 jam

Penanganan : rujuk

b. Amnionitis

Gejala dan tanda :

· Cairan vagina berbau

· Demam menggigil

· Nyeri perut, uterus nyeri

· Nadi cepat

· Perdarahan pervaginam sedikit-sedikit

c. Vaginitis

Gejala dan tanda :

· Cairan vagina berbau

· Tidak ada riwayat KPD

· Gatal, keputihan, nyeri perut

· Disuria

4. Gerak Janin tidak Terasa

→ Ibu tidak merasakan lagi gerakan janin pada usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

a. Gawat janin

· Gerakan janin tidak ada

· DJJ abnormal (<> 100/menit)

· Cairan ketuban bercampur mekonium

b. Kematian janin

→ Kematian hasil konsepsi yang masih berada dalam uteri tanpa memandang umur kehamilannya.

Seba-sebab kematian janin :

· Toxemia gravidarum

· Penyakit infeksi

· Kelainan bawaan yang berat

Gejala :

· DJJ tidak terdengar lagi

· Rahim tidak membesar

· Fundus uteri makin turun

· Pergeseran anak tidak teraba lagi

· Palpasi tidak jelas

Penanganan / penatalaksanaan :

· Meningkatkan ANC

· Perbaikan teknik resusitasi

· Meningkatkan pemeriksaan kesehatan

· Mengatasi bentuk infeksi perinatal

5. Nyeri Perut yang Hebat

→ Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan . 22 minggu

a. Ruptura uteri

Cara terjadinya :

· Ruptur uteri spontan

o Terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan

o Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan

· Ruptur uteri traumatik

o Terjadi pada persalinan

o Timbulnya ruptur uteri, karena tindakan seperti ekstraksi, forsep, vakum

· Ruptur uteri pada bekas luka uterus

o Terjadinya spontan

o Bekas SC

o Bekas operasi pada uterus

Gejala-gejala :

· Nyeri yang hebat

· Terjadi robekan dalam perutnya

· Akibat ruptur menimbulkan : syok dengan nadi cepat, kecil, pernafasan cepat dan pendek, TD menurun, tampak anemis

· Palpasi abdomen dapat dirasakan : janin dibawah dinding rahim, perut terasa sakit, sangat nyeri, teraba uterus yang berkontraksi

· Setelah terjadi infeksi dapat menjadi terasa nyeri, suhu meningkat

· Pada PD dijumpai : bagian terendah mudah didorong ke atas, terdapat perdarahan melalui vagina, dapat diraba tempat robekan pada dinding uterus.

I. PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYI

Persiapan persalinan yaitu rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga dan bidan

Komponen rencana persalinan :

1. Membuat rencana persalinan

berupa tempat bersalin, tenaga kesehatan yang terlatih, bagaimana berhubungan dengan tenaga kesehatan, yransportasi, teman dalam persalinan, serta biaya untuk persalina

2. Rencana pembuat keputusan

disini dibicarakan siapa yang bertindak sebagai pengambil keputusan utama, pembuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada

3. Mempersiapkan sistem transpor

dimana tempat bersalin, cara menjangkau tingkat asuhan lebih lanjut, fasilitas kesehatan untuk merujuk, mendapatkan dana, dan persiapan donor darah

4. Membuat rencana atau pola menabung

anjurkan keluarga menabung, sehingga jika diperlukan dapat diambil langsung, bidan bekerjasama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat

5. Mempersiapkan barang-barang untuk persalinan

berupa pakaian ibu dan palaian bayi

Menyiapkan Kelahiran (Trimester III)

Banyak aktivitas yang dilakukan untuk menyambut kelahiran, misalnya baca buku, melihat film, mengikuti kelas-kelas pendidikan menjadi orang tua dan berdiskusi dengan wanita lain, mencari tahu cara perawatan yang memungkinkan (paterson etal 1990)

Pada ultipara mereka telah mempunyai riwayat sendiri tentang melahirkan yang mempengaruhi persiapan persalinan. Cemas bisa timbal karena perhatian tentang jalan lahir yang aman selama proses persalinan (mercer, rubin 1975). Rasa cemas Madang-kadang tidak diperlihatkan tetapi bidan perla tahu syarat tersebut.

Ibu perlu diberikan pendidikan bagaimana perilaku yang benar selama persalinan.

Persiapan terbaik untuk melahirkan menurut Laderman, 1984 adalah :

a. menyadari kenyaaan secara sehat tentang nyeri

b. menyeimbangkan resiko dengan rasa senang

c. keinginan tentang hadiah akhir berupa bayi

J. PERSIAPAN LAKTASI

Payudara adalah sumber ASI yang merupakan makanan utama bagi bayi yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi adalah :

Ø Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan

Ø Sebaliknya ibu hamil masuk dalam kelas ”bimbingan persiapan menyusui”

Ø Penyuluhan (audio-visual) tentang :

· Keunggulan ASI dan kerugian susu botol

· Manfaat rawat gabung

· Perawatan bayi

· Gizo ibu hamil dan menyusui

· Keluarga berencana,dll

Ø Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan menyusui

Ø Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil

Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor :

Ø Adat istiadat / kebiasaan / kebiasaan menyusui di daerah masing-masing

Ø Pengalaman menyusui sebelumnya / pengalaman menyusui dalam keluarga / tidak

Ø Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau tidak

Ø Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat.

Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah :

§ Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninnya. Bila ada masalah, petugas kesehatan akan menolong dengan senang hati

§ Keyakinan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu botol / formula

§ Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain

§ Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya, sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga

§ Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan tenaga kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang dihadapinya.


DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin,

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : ELEMAN