Welcome to Helmiyati's Blog

A HEALTHY MAN HAS A HUNDRED WISHES, A SICK MAN HAS ONLY ONE.
(Oang Yang Sehat mempunyai Seratus keinginan, Orang Yang Sakit Hanya Mempunyai Satu keinginan)

Tentang Helmiyati

Foto saya
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Helmiyati adalah seorang mahasiswi AKBID 'SARI MULIA' Banjarmasin '08.

Jumat, 30 Oktober 2009

PRILAKU KESEHATAN SETELAH PROMOSI KESEHATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Promosi (Pendidikan) dan perilaku merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Promosi (Pendidikan) adalah suatu bentuk intervensi terhadap perilaku sedangkan perilaku merupakan determinan kesehatan.

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia ) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja perubahan yang terjadi setelah adanya promosi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

3. Untuk memantau seberapa besar dampak promosi kesehatan terhadap perubahan perilaku masyarakat,khususnya ibu hamil.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku?

2. Bagaimana konsep perilaku dan perubahan perilaku?

3. Bagaimana perilaku sehat dan sakit?

4. Bgaimana proses perubahan perilaku tersebut?

5. Bentuk-bentuk perubahan perilaku?

6. Strategi perubahan perilaku?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia ) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ). Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini,maka peilaku dapat dibedakan menjadi dua:

1. Perilaku tertutup ( covert behavior )

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup ( covert ),misalnya : seorang ibu hamil tahu akan pentingnya periksa kehamilan,seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks,dan sebagainya.

2. Perilaku terbuka ( overt behavior )

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka,misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau anaknya ke puskesmas untuk disuntik imunisasi.

B. Konsep Perilaku

Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan evaluasi.Menurut Notoatmojo (1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat terlihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Azwar (1995) menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan social (Atkinson dkk, 1993). Menurut Harvey dan Smith ( 1997 ) sikap, keyakinan dan tindakan dapat diukur. Sikap tidak dapat diamati secara langsung,tetapi sikap dapat diketahui dengan cara menanyakan terhadap yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan pertanyaan berbentuk skala. Tindakan dipengaruhi oleh tiga factor yaitu predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan kepercayaan ( cit.Notoatmojo 1993 ). Menurut Sarwono ( 1993 ) perilaku manusia merupakan pengumpulan dari pengetahuan,sikap dan tindakan,sedangkan sikap merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar dan dari dalam dirinya.

Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo 1993). Individu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami factor-faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak didalam individu sendiri yang disebut faktor-faktor intern dan sebagian terletak diluar yang disebut factor-faktor ekstern,yaitu factor lingkungan.

Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993).

C. Perilaku Sehat dan Perilaku Sakit

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :.

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health mamtanance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga asfek yaitu:

a. Perilaku npencegahan penyakit, dan penyrmbuhan penyakti bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan,apabila seseorang dalam keadaan sehat.perlu dijelaskan disini,bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relative, maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi ( makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang,tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,bahkan dapat mendatangkan penyakti. Hal ini sangat tergantung pada orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan,atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakti dan kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment) sampai mencapai pengobatan keluar negeri.

a. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun social budaya,dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri,keluarga dan masyarakatnya.

b. Perilaku hidup sehat

Adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain :

1) Makan dengan menu seimbang ( aqpropriate diet ). Menu seimbang disini dalam arti kualitas ( mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh),dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang,tetapi juga tidak lebih).

2) Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan),dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakanuntuk olahraga dengan sendirinya. Kedua asfek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.

3) Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit,ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok.bahkan dari hasil penelitian,sekitar 15% remaja kita telah merokok.inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.

4) Tidak minu-minuman keras dan narkoba.kebiasaan minuman keras dan narkoba juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minuman keras ini.

5) Istirahat cukup. Dengan meningktanya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern,mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan,sehingga kurang waktu istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

6) Mengendalikan stress. Stress akan terjadi pada siapa saja dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras. Kecendrungan stress akan meningkat pada setiap orang. Stress tidak dapat kita hindari,maka yang penting agar stress tidak menyebabakan gangguan kesehatan kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan,misalnya : tidak berganti-ganti pasangan seks.

3. Perilaku sakit ( illness behavior )

Perilaku sakit ini mencakup respons terhadap sakit dan penyakit,persepsinya terhadap sakit,pengetahuan tentang : penyebab dan gejala penyakit,pengobatan penyakit,dan sebagainya.

4. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

Dari segi sosiologi,orang sakit (pasien) mempunyai peran,yang mencakup hak0hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obiigation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya),yang selanjutnya disebut perilaku peran orang (the sick role).perilaku ini meliputi :

1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan,memperoleh pelayanan kesehatan,dsb) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyaktinya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan,tidak menularkan penyakit kepada orang lain,dan sebagainya.

D. Proses perubahan perilaku

1. Teori S-O-R

•Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus--àOrganisme--àRespons.
• Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus).
• Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process).
•Materi pembelajaran adalah stimulus.

Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:
a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak
b. Apabila diterima (adanya perhatian) à mengerti (memahami) stimulus.
c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
. Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude))
. Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)

2. Teori “Dissonance” : Festinger
§ Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).
§ Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
§ Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:

Pentingnya Stim xJml kog dis
Dissonance:---------------------------------------------------
Pentingnya Stim x Jml kog con
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang.
Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).

3. Teori fungsi: Katz
• Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
• Prinsip teori fungsi:
a) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
b) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas)
c) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial)
d) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang)

4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
• Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces).
• Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
• Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.


E. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU

1. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah
2. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan
3. Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

F. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU

• Inforcement:
1. Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau perundangan.
2. Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)
• Education:
1.
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
2. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

Kasus:
Sebuah keluarga miskin tinggal di desa di daerah Jawa Tengah. Sudah sejak kemarin anaknya yang ketiga berumur 1 tahun sakit. Gejalanya adalah: panas, tidak mau makan, napasnya cepat, dan sesak napas.

Pertanyaan:
1. Kemungkinan tindakan (perilaku) apa saja yang akan diambil oleh orang tua bayi tersebut, dan apa alasan setiap kemungkinan tindakan tersebut?
2. Apabila keluarga tersebut membawa anaknya ke Rumah Sakit, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan (tindakan) tersebut?


G. HEALTH SEEKING BEHAVIOR

• Adalah perilaku orang untuk mencari penyembuhan pada waktu ia sakit atau mengalami nasalah kesehatan.
• Reaksi orang pada waktu sakit:
1. Tidak berbuat apa-apa
2. Diobati sendiri (tradisonal atau modern)
3. Mencari pengobatan: Ke pengobat tradisional, Ke fasilitas kesehatan modern (mantri, dokter praktek swasta, Puskesmas, Rumah Sakit)


H. CARA-CARA PERUBAHAN PERILAKU

Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
Ini bisa dengan :
a. Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman huluman kalau tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya : instruksi atau peraturan tidak membuang sampah disembaerang tempat, dan ancaman hukuman atau denda jikatidak mentaatl.
b. menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita kalau tidak mengerjakan apa yang dianiurkan Misal: menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa anaknya bisa mati kalau tidak diberi oralit waktu mencret
2. Dengan memberi imbalan.
lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa juga imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.
Contoh:
- kalau ibu-ibu mau menjadi akseptor KB akan diberi hadiah berupa Tabanas (ini imbalan materi)
- kaiau ibu-ibu menjadi akseptor K B lestari akan diberi kesempatan menghadap Presiden di Istana Negara( ini imbalan non materl).
- kalau ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi, maka anaknya akan sehat, (ini juga imbalan non materi)
Dalam hal ini orang berbuat sesuatu karena terdorong atau tertarik oleh imbalan tersebut, bukan karena kesadran atau keyakinan akan manfatnya
3. Dengan membina hubungan baik.
Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dengan masyarakat. biasanya orang tersebut atau masyarakat akan mengikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hubungan baiknya dengan kita. Misal: Pak Lurah membuat jamban karena tidak ingin mengecewakan petugas kesehatan yeng sudah dikenalnya dengan baik Jadi bukan karena kesadarannya
akan pentingnya jamban tersebut.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru Karena itu usahakanlah agar Puskesmas dengan lingkungannya bersih, para petugas nampak bersih, rapi dan ramah. Selain itu, para petugas juga berperilaku sehat. misalnya tidak merokok, tidak meludah disembarang tempat, tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya. Dibeberapa tempat disediakan tempat sampah agar orang juga tidak membuang sampah sembarangan. Dengan contoh seperti ini biasanya orangakan ikut berbuat yang serupa yaitu berperilaku sehat
5. Dengan memberikan kemudahan.
Misalnya kita ingin agar masyarakat memanfaatkan Puskesmas, maka Puskesmas didekatkan kepada masyarakat, pembayarannya dibuat sedemikian hingga masyarakat. mampu membayar pelayanannya yang baik dan ramah, tidak usah menunggu lama. dan sebagainya. Semua ini merupakan kemudahan bagi masyarakat, maka diharapkan masyarakat akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas. ltulah sebabnya mengapa Puskesmas berlokasi dekat dengan masyarakat, ditambah pula dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
Dalam hal ini individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi
pengertian yang benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya melalui film, slide, photo, gambar, atau ceritera, bagaimana bahayanya perilaku yang lidak sehat , dan apa untungnya kalau berperilaku sehat. Hal ini diharapkan akan bisa membangkitkan keinginan mereka untuk berperilaku hidup sehat Selanjutnya berkali-kali
disampaikan ataupun ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang yang berperilaku sehat tersebut dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan pula keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk berperilaku sehat.
Cara ini memang memakan waktu lama untuk bisa dilihat hasilnya, tetapi sekali berhasil. maka ia akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan cara cara lainnya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perubahan yang terjadi setelah adanya promosi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan adalah masyarakat mulai mengerti akan penting nya kesehatan. Contohnya masyarakat sudah memanfaatkan puskesmas sebagai sarana untuk memantau kesehatan mulai dari mencegah, mengobati dan menanggulangi penyakit.

Perilaku kesehatan meliputi 3 aspek yaitu, perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan dan perilaku gizii.

Dampak promosi kesehatan terhadap perubahan perilaku masyarakat,khususnya ibu hamil yaitu ibu hamil mulai mau memeriksakan kehamilan nya secara rutin ke tenaga kesehatan atau puskesmas dan mengerti akan pentingnya pemeriksaan tersebut untuk ibu sendiri dan bayinya.

Referensi

1. 2004 Digitized by USU digital library : PENGARUH PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JULIANDI HARAHAP LITA SRI ANDAYANI Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

2. Materi Kuliah Anthropologi Kesehatan : CARA PENDEKATAN SOSBUD, Syamsuddin Alan, SH., M.Kes. Jurusan Kebidanan Poltekkes Banjarmasin

3. Gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Arifin, S.Kep, 2007, STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.

4. Buku Paket Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Bagi Pekarya Kesehatan, Pusdiknakes, Depkes RI, Jakarta, 1986
Get Flash to see this player.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gangan Lupa Coment_nya ya..????